
Di tengah kehancuran infrastruktur akibat kampanye militer Israel, ancaman mematikan yang tak terlihat kini menyelimuti Jalur Gaza: asbes. Mineral yang dulunya digunakan luas dalam bahan bangunan ini, melepaskan serat beracun ke udara dari puing-puing, menciptakan risiko kesehatan yang mengerikan yang diperkirakan akan terasa hingga puluhan tahun mendatang.
Berdasarkan laporan Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) pada Oktober 2024, diperkirakan hingga 2,3 juta ton puing di Gaza dapat terkontaminasi asbes. Bahan berbahaya ini banyak ditemukan terutama pada atap asbes yang digunakan di delapan kamp pengungsi perkotaan di wilayah tersebut.
“Puing-puing Gaza adalah lingkungan yang sangat, sangat beracun,” kata Profesor Bill Cookson, direktur Pusat Nasional untuk Penelitian Mesothelioma di London. “Orang-orang akan menderita secara akut, tetapi juga dalam jangka panjang, hal-hal yang mungkin dibawa anak-anak sepanjang hidup mereka.”
Mesothelioma: Kanker Agresif akibat dari Partikel Asbes yang Tak Terlihat
Terdapat beberapa jenis asbes, mulai dari asbes putih (Chrysotile) hingga asbes biru atau krosidolit. Lembaga Kesheatan Dunia (WHO) telah menyatakan semua jenis abes bersifat karsinogenik. Dalam survei pasca-konflik sebelumnya (2009), asbes telah ditemukan oleh PBB di Gaza, di puing-puing bangunan tua, gudang, perluasan bangunan sementara, atap dan dinding untuk kandang ternak.
Secara global, sekitar 68 negara telah melarang penggunaan asbes, meskipun beberapa negara masih memiliki pengecualian untuk penggunaan khusus. Asbes dilarang di Inggris pada tahun 1999, dan Israel melarang penggunaannya di gedung-gedung pada tahun 2011.
Ketika asbes terganggu oleh serangan udara, serat-seratnya—yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata manusia—dapat terhirup dan menembus hingga ke lapisan paru-paru. Paparan ini dapat menyebabkan kondisi paru-paru serius. Selama bertahun-tahun – biasanya puluhan tahun – hal itu dapat menyebabkan jaringan parut yang menyebabkan kondisi paru-paru serius yang dikenal sebagai asbestosis, atau, dalam beberapa kasus, bentuk kanker paru-paru agresif yang disebut mesothelioma.
Umumnya, Mesothelioma muncul 20 hingga 60 tahun setelah paparan. Tingkat paparan yang lebih tinggi diyakini dapat mempercepat perkembangannya.
“Yang benar-benar mengkhawatirkan,” tambah Prof. Cookson, “adalah hal itu tidak terkait dosis. Jadi, bahkan inhalasi serat asbes dalam jumlah kecil pun dapat menyebabkan mesothelioma berikutnya.” Kanker ini tumbuh di dalam rongga pleura, sangat menyakitkan, dan resisten terhadap pengobatan.

Beban Asbes dan Bahaya yang Lebih Mendesak
Dr. Ryan Hoy, yang penelitiannya tentang inhalasi debu dikutip oleh UNEP, mengatakan sangat sulit menghindari menghirup serat asbes karena sifatnya sebagai “partikel yang sangat kecil yang melayang di udara,” apalagi mengingat Gaza adalah wilayah yang padat penduduknya (sekitar 2,1 juta orang di 365 km persegi).
Namun, para ahli di lapangan mencatat bahwa masyarakat tidak mampu mengelola risiko ini karena adanya ancaman yang lebih nyata.
“Saat ini, [menghirup debu] bukanlah sesuatu yang dianggap mengkhawatirkan oleh penduduk. Mereka bahkan tidak punya makanan, dan mereka lebih takut terbunuh oleh bom,” kata Chiara Lodi, koordinator medis di Gaza untuk LSM Médecins Sans Frontières.
Selain asbes, bahaya lain termasuk silikosis (dari debu silika dalam beton) dan peningkatan risiko infeksi pernapasan.
Para ahli kesehatan menggunakan peristiwa serangan 11 September di World Trade Center (WTC) sebagai studi kasus dampak awan debu beracun yang besar pada penduduk sipil.
“Menara Kembar tidak berada di tengah zona perang,” kata Liz Darlison, CEO Mesothelioma UK, yang berarti dampaknya lebih mudah diukur dan dikuantifikasi.
Meskipun demikian, korban jangka panjang tragedi WTC sangat signifikan: Per Desember 2023, 5.249 orang yang terdaftar dalam Program Kesehatan WTC meninggal akibat penyakit aerodigestif atau kanker, angka yang jauh melebihi 2.296 korban tewas langsung dalam serangan itu.
Perkiraan Pemulihan: Puluhan Tahun dan Miliaran Dolar
Tingkat kerusakan di Gaza sangat masif; lebih dari 80 persen bangunan telah rusak atau hancur. PBB memperkirakan puing yang dihasilkan mencapai 61 juta ton.
Pembersihan puing merupakan prasyarat mutlak untuk rekonstruksi. Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dan UNEP memimpin upaya ini, memastikan penanganan puing yang terkontaminasi asbes, bahan peledak, dan limbah lainnya.
UNEP meyatakan bahwa proses pembersihan puing akan “meningkatkan kemungkinan gangguan asbes dan pelepasan serat berbahaya ke udara”.

Upaya dan Proyeksi Waktu UNDP:
- Skala Kehancuran: Penilaian awal PBB pada September 2024 menunjukkan pembuangan dan penggunaan kembali semua puing dapat memakan waktu hingga 20 tahun dengan biaya US$909 juta.
- Target Ideal: Tim teknis UNDP di lapangan memproyeksikan bahwa sebagian besar puing dapat dibersihkan dalam tujuh tahun, tetapi hanya jika kondisi memungkinkan (akses tanpa hambatan, pasokan bahan bakar, dan lingkungan operasi yang stabil).
- Kebutuhan Dana Mendesak: UNDP memperkirakan $110 juta dibutuhkan saat ini agar upaya mencapai target tujuh tahun berjalan sesuai rencana.
- Kemajuan: Sejak Januari 2025, bahkan di tengah perang, tim UNDP telah membersihkan lebih dari 120.000 ton puing. Puing yang dihancurkan saat ini sudah digunakan untuk meratakan jalan dan membuat lokasi untuk tempat penampungan sementara.
“Sayangnya,” kata Ibu Darlison, “sifat-sifat yang membuat kita menggunakannya begitu banyak justru membuatnya sulit untuk dihilangkan.”
Seorang juru bicara UNEP menegaskan bahwa proses pembersihan puing akan “meningkatkan kemungkinan gangguan asbes dan pelepasan serat berbahaya ke udara,” menekankan pentingnya manajemen yang sangat hati-hati.
UNDP telah membersihkan lebih dari 2,8 juta ton puing setelah konflik-konflik sebelumnya. Saat ini, mereka siap untuk meningkatkan operasi, termasuk mempercepat penghancuran puing di lokasi seperti Al Amal.
Sumber:
– https://www.bbc.com/news/articles/ce8y4j91l83o
– https://www.undp.org/stories/clearing-most-rubble-gaza-strip-possible-seven-years-under-right-conditions







