Mendorong Terbentuknya Generasi Yang Hidup Tanpa Asbes
Masih digunakannya asbes dalam segala bentuk di Indonesia dianggap hal yang biasa. Padahal 55 negara telah menolak dan menghentikan penggunaan asbes dalam segala bentuk. Realita ini bisa menjadi sebuah gambaran bahwa pemerintah Indonesia belum menjamin kesehatan warga negara dari penyakit Asbestosis, Mesothelioma juga kanker paru-paru yang terjadi akibat terpapar asbes.
Di Indonesia asbes digunakan ke dalam banyak bentuk, mulai dari atap asbes, pelapisan pipak, hingga kampas rem. Barang-barang yang beredar dan mengandung serat asbes tersebut sangat mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, padahal prinsip dasarnya serat asbes sangat berbahaya. Ketika seseorang terkena paparan asbes bisa menderita Kanker paru-paru ganas, Mesothelioma dan Asbestosis.
Usaha untuk menghentikan peredaran asbes dalam segala bentuknya tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Banyak faktor yang membuatnya menjadi tidak mudah, mulai dari kesadaran individu tentang bahaya dari paparan asbes, faktor ekomomis yang ada pada asbes, sampai faktor ekonomi politik yang ada di negara ini menambah pelik persoalan.
Maka menjadi penting melakukan pelibatan kepada seluruh komunitas untuk ikut dan melakukan transformasi informasi terkait dampak bahaya penggunaan asbes dalam segala bentuk. Tidak terkecuali di sekolah yang pada dasarnya mayoritas warga sekolah yaitu anak-anak.
Sekolah menjadi sebuah bagian penting dalam usaha penyadaran bahaya asbes. Kita bisa belajar dari dampak penggunaan asbes di sekolah. Di Inggris 319 guru meninggal akibat terkena penyakit Mesothelioma, dan siswa menjadi sangat berpotensi juga untuk terpapar asbes.
Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh lapisan masyarakat dan dari berbagai macam profesi berpotensi untuk terpapar asbes. Dari kejadian yang terjadi di Inggris tersebut kita pastinya tidak menginginkan kejadian yang sama terjadi di Indonesia. Sudah seharusnya kelak dikemudian hari tercipta sebuah generasi yang hi dup tanpa bayang-bayang debu mengerikan bernama asbes.
Dari Sekolah Untuk Indonesia Bebas Asbes
Local Initiative for OSH Network (LION) Indonesia kali ini melakukan sebuah kampanye bahaya asbes di Sekolah Bogor Raya (SBR). Dalam kegiatan kali ini LION membawa sebuah harapan yang sangat besar bagi terciptanya sebuah kondisi dimasa yang akan datang bagi generasi selanjutnya bisa hidup tanpa asbes.
Dalam kegiatan kali ini, Local Initiative for OSH Network (LION) membuka stand yang menyediakan flayer yang berisi mengenai bahaya dari penggunaan asbes dalam segala bentuk dan sticker yang bisa ditempel dimana saja sehingga dapat selalu mengingatkan tentang bahaya dari asbes.
Terlihat siswa yang hadir begitu antusias untuk mengetahui tentang bahaya asbes. Siswa yang hadir pun berbondong-bondong untuk mendengarkan penjelasan dari Ajat Sudrajat yang merupakan aktifis yang aktif mengkampanyekan bahaya penggunaan asbes dalam segala bentuk.
Siswa dan Ajat Sudrajat terlibat dialog yang interaktif, terlihat keingintahuan yang sangat tinggi dari para siswa. Berikut beberapa percakapan yang terjadi antara Ajat Sudrajat dengan beberapa siswa :
Cindy : “Kak, asbes itu apa sih ? Kok kita dilarang memakainya ? Disekitar rumahku banyak kok yang memakai ini (Sambil menunjuk gambar atap asbes di flayer).
Ajat : ”Kita harus menolak asbes karena jika kita memakai asbes kita akan menderita penyakit kanker paru-paru nantinya”
Cindy : “Tapi kan kak, kita masih kecil dan aku juga gak pake asbes kok di rumah. Cuman di dekat rumah aku aja yang banyak pake asbes ini”
Ajat : “Coba adik bayangkan, kalau kita sekarang menghirup debu asbes kita bisa kena penyakit paru-paru. Adik sekarang umurnya 12 atau 13 nah sekitar 20 tahun lagi adik bisa menderita kanker paru-paru. Dan itu akan sangat merugikan adik”
Cindy : “Serem juga ya kak debu asbes itu”
Ajat : “Nah sekarang adik Cindy kan sudah tahu tentang bahaya asbes itu, sekarang tugas adik Cindy memberitahukan kepada teman-temannya yang lain dirumah untuk berhati-hati dengan asbes dalam segala bentuknya”.
Dari dialog yang terjadi tersebut, kita dapat memahami satu hal. Bahwa masih besar harapan untuk mewujudkan Indonesia tanpa asbes dikemudian hari kelak. Kawan-kawan kita pelajar dari Sekolah Bogor Raya telah mengawali untuk menjadi agen perubahan diawali dengan menyebarkan informasi tentang bahaya asbes dan mengajak orang lain untuk tidak menggunakan asbes dalam segala bentuknya. Sehingga terbentuknya generasi yang hidup tanpa asbes merupakan sebuah keniscayaan.