Konsolidasi SELARAS : Bersama Merawat Asa, Perkuat Solidaritas
(Bandung, 2/2/2025) Para peserta Sekolah Buruh Perempuan Setara (SELARAS) dari lintas Federasi Serikat Buruh/Pekerja berkumpul di sekretariat LION Indonesia. Selain untuk menjaga silaturahmi, para peserta berbagi pengalaman tentang pelajaran penting dalam berorganisasi, khususnya peran penting keterlibatan buruh perempuan dalam organisasi serikat, tempat kerja dan kehidupan sosial. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mendorong penguatan solidaritas untuk perjuangan para buruh Perempuan.
SELARAS merupakan program pelatihan bagi para buruh perempuan dengan partisipasi aktif dan berkelanjutan yang bertujuan untuk mendorong praktek keadilan gender di organisasi, tempat kerja serta mendukung kemerdekaan bagi buruh Perempuan. Kegiatan yang telah diinisiasi oleh LION sejak pertengahan 2023 ini melibatkan berbagai buruh Perempuan dari lintas federasi serikat buruh di Jawa Barat dan Jakarta.
“SELARAS yang diinisiasi oleh LION Indonesia adalah salah satu arena untuk mempertemukan para buruh Perempuan lintas wilayah dan serikat. Pertemuan hari ini adalah upaya sharing pengalaman tentang praktik baik yang dilakukan oleh perempuan akar rumput, baik itu tentang advokasi hingga pengorganisirannya, harapannya semangat dan solidaritas akar rumput terus terjaga” ujar Jumisih salah satu peserta.
![](http://lionindonesia.org/wp-content/uploads/2025/02/Sekolah-Buruh-Perempuan-6-1024x576.jpg)
SELARAS dan Tantangan yang dihadapi oleh buruh perempuan
Banyak buruh perempuan terjebak dalam pekerjaan bergaji rendah, status kerja kontrak atau outsorcing, tidak sehat dan tidak aman, termasuk rentan akan pelecehan dan kekerasan seksual. Buruh Perempuan juga sering dianggap sebagai pekerja dengan upah lebih murah sehingga mengisi peran dengan jam kerja panjang, dan rentan terhadap pemecatan. Dorongan untuk mengakumulasi keuntungan sebsar-besarnya sering kali berarti hilangnya kewajiban pemberi kerja untuk memberikan perlindungan kesehatan reproduksi seperti cuti haid hingga bersalin, serta langkah-langkah kesehatan dan keselamatan menjadi diabaikan atau dikompromikan.
Norma-norma budaya semakin membatasi kekuatan mereka dalam mengambil keputusan di tempat kerja dan di rumah. Peran gender sering kali mendefinisikan perempuan sebagai pengasuh, yang mengharuskan mereka untuk bersikap feminin, menarik, manis, dan selalu bersedia mengasuh orang lain.
![](http://lionindonesia.org/wp-content/uploads/2025/02/Sekolah-Buruh-Perempuan-1-1024x576.jpg)
Perempuan muda sering kali melaporkan merasa stres, cemas, takut, dan terkadang putus asa saat menghadapi tantangan di tempat kerja. Mereka sering mengalami diskriminasi, mulai dari usia, jenis kelamin, orientasi seksual, hingga ras. Tantangan ini meliputi terbatasnya kesempatan untuk maju dan kurangnya dukungan dari pengusaha dan, terkadang, serikat buruh.
![](http://lionindonesia.org/wp-content/uploads/2025/02/Sekolah-Buruh-Perempuan-4-1024x576.jpg)
Salah satu hal yang menjadikan rentannya eksploitasi karena mereka kurang memiliki pengetahuan dan kapasitas tentang hak-hak buruh dan serikat buruh. Hal ini lah yang mendorong inisiasi SELARAS sebagai wadah bagi para buruh perempuan untuk bersama belajar dengan mendorong partisipasi aktif dari para peserta untuk mendorong inisiatif-inisiatif baru dalam perjuangan serikat buruh. Membimbing dan mendorong perempuan untuk mengambil peran kepemimpinan, menyuntikkan energi baru yang inklusif ke dalam serikat pekerja.
SELARAS juga menjadi praktek bersama menciptakan ruang aman, lingkungan tempat setiap individu merasa didukung, dihormati, dan bebas mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi, dibalas dendam, atau disakiti– landasan penting bagi tindakan kolektif. Serikat pekerja memberdayakan pekerja untuk menuntut hak-hak mereka. Agar hal ini terjadi, peserta harus merasa cukup aman untuk berbagi pengalaman dan pengamatan mereka. Secara historis, serikat pekerja didominasi oleh laki-laki, dengan sedikit ruang bagi suara perempuan, terutama anak muda. Agar serikat buruh dapat berkembang, mereka harus membuat perempuan merasa diterima, didengarkan, dan terwakili.
Konsolidasi SELARAS hari ini mungkin tidak dapat dihadiri oleh seluruh peserta SELARAS dari angkatan pertama dan kedua, namun harapan jalinan solidaritas dapat terus terjaga dan tidak menjadi yang terakhir. Terima kasih banyak untuk kawan kawan dari PSP Serikat Pekerja Nasional (SPN) PT Pou Yuen – Kab. Cianjur, DPD SPN Jawa Barat, Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia (FSBPI) – Jakarta Utara, dan Federasi Persatuan Perjuangan Buruh (FPPB) – KASBI.