
(Jakarta Utara, 28/4/2025) Lilin-lilin berjejer menyala diantara bunga-bunga yang bertabur di atas foto. Lebih dari 100 foto korban kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja berjejer di atas aspal. Orang-orang memegang poster-poster tuntutan perbaikan kondisi kerja. Spanduk bertuliskan Hari Perkabungan Buruh Internasional terbentang bersama sebuah karangan bunga bertuliskan “Turut Berduka Cita Bagi Buruh/Pekerja yang Meninggal, Cedera dan Sakit Akibat Kondisi Kerja Yang Tidak Aman”.
LION Indonesia bersama Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia (FSBPI) dan Federasi Serikat Buruh Transportasi dan Pelabuhan Indonesia (FBTPI), dan Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) melaksanakan peringatan International Workers Memorial day (IWMD) (28/4).
Bertempat di KBN Cakung, Jakarta Utara. Peringatan IWMD didedikasikan untuk para buruh yang meninggal, cedera dan sakit akibat kondisi kerja yang tidak aman. Peringatan ini juga bertujuan untuk membangun, merawat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebagai hak fundamental para buruh di seluruh dunia.
Peringatan ini dibuka dengan orasi oleh Sri Rahmawati, ketua FSBPI, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah hal yang penting, seringkali hak tersebut diabaikan oleh perusahaan dan negara, maka peringatan IWMD menjadi momentum bagi kita sebagai buruh untuk terus menyuarakan pentingya K3 di Indonesia, supaya tidak terjadi lagi kecelakaan kerja yang menjadikan buruh sebagai korban.”
“Kami pekerja Pelabuhan juga memiliki resiko yang tinggi, supir-supir bekerja lebih dari 8 jam. Jika mereka lelah dalam perjalanan bisa menyebabkan kecelakaan pada saat berkendara. Lalu mereka tidak pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan secara serius” Ujar Joko Laras selaku ketua FBTPI.

Kondisi pekerja berada dalam kondisi yang rentan. “Regulasi yang ada belum bisa melindungi pekerja dari kondisi kerja yang tidak aman. UU no 1970 yang merupakan induk dari undang-undang keselamatan kerja sudah berumur lebih dari setengah abad dan tidak ada revisi, padahal situasi dunia kerja sudah banyak berubah” Ujar Dici dari LION Indonesia.
Dihadapan foto-foto buruh yang menjadi korban kecelakaan kerja, beberapa peserta aksi diantaranya menetaskan tangis mengingat kawannya yang sekarang sudah meninggal. “Saya masih ingat betul pada saat almarhumah Ka Anggi berjuang melawan kanker, Dia tetap bersama kita membagikan selembaran-selembaran aksi, mengajak orang-orang untuk aktif berserikat” Ujar Ita selaku – LION Indonesia – sambil meneteskan air mata.
Berdasarkan laporan ILO 2023, sedikitnya terdapat 3 Juta kematian karena kecelakaan dan penyakit kerja setiap tahun. ILO mengatakan ada peningkatan 5% jika dibanding tahun 2015. Celakanya, penyakit akibat kerja menyumbang angka tertinggi, sebesar 2.6 juta kematian. Padahal Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah yang paling diabaikan di negara-negara dengan upah yang rendah.
Berdasarkan Laporan BPJS Ketenagakerjaan lebih dari 450 Ribu kecelakaan kerja terjadi sepanjang tahun 2024. Hampir 9 Ribu diantaranya menyebabkan kematian. Sementara itu, peningkatan laporan penyakit akibat kerja baru terjadi ketika Covid 19 terjadi. Pada tahun 2023 PAK tercatat hampir menyentuh angka 2 ribu kasus.
Angka-angka statistik diatas belum memotret seluruh kondisi K3 di Indonesia. Banyak kasus kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan dengan dalih menjaga nama baik perusahaan, atau status zero accident, dan yang pasti mereka yang tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaaan tidak akan tercatat oleh pemerintah, dan lebih sialnya harus menanggung biaya kesehatannya sendirian.
Kondisi tempat kerja yang tidak sehat dan aman setiap waktu mengancam keselamatan para buruh. Tanpa ada perbaikan dan keberpihakan kepada para buruh yang bekerja, pada akhirnya para buruh hanya akan menunggu giliran selanjutnya untuk menjadi korban.
Kegiatan peringatan IWMD 2025 ini diakhiri dengan mengheningkan cipta dan melakukan do’a bersama, “Semoga tuhan mengampuni segala dosa-dosa mereka dan semoga kondisi K3 di Indonesia semakin membaik, dan semoga kita terus secara konsisten menyuarakan isu-isu K3 di Indonesia,” lirih pemimpin aksi dari FSBPI.
Penulis : Dhiccy Sandewa