Laporan Pelatihan Pencegahan Pajanan Asbes Bagi Relawan Bencana
Laporan Kegiatan
Pelatihan Pencegahan Pajanan Asbes Bagi Relawan Bencana
Jakarta, 22-23 Januari 2025
- Pendahuluan
Bencana alam selain menyebabkan kerusakan bangunan yang secara fisik dapat terlihat jelas juga dapat mengakibatkan terlepasnya bahan-bahan berbahaya, termasuk asbes ke lingkungan. Asbes adalah mineral silikat yang terdiri dari serat-serat halus yang tahan terhadap panas, api, dan bahan kimia, sehingga telah banyak digunakan dalam berbagai industri. Penggunaan asbes terutama ditemukan dalam material konstruksi seperti atap, pipa, dan insulasi. Meskipun sangat efektif sebagai bahan bangunan, asbes memiliki efek berbahaya bagi kesehatan jika serat-serat halusnya terhirup. Pajanan jangka panjang terhadap asbes termasuk chrysotile dapat menyebabkan penyakit serius seperti asbestosis, kanker paru, dan mesothelioma[1], yang memiliki masa laten panjang dan gejala awal yang tidak spesifik.
Dalam konteks kebencanaan, seperti gempa bumi, badai, atau kebakaran, bangunan yang mengandung asbes dapat rusak dan melepaskan serat-serat asbes ke udara. Ini meningkatkan risiko pajanan bagi penduduk, relawan, dan pekerja kemanusiaan lainnya. Serat asbes yang terlepas ke udara dapat dengan mudah terhirup, menempatkan masyarakat di sekitar area bencana pada risiko kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penting untuk memiliki protokol penanganan khusus terkait pencegahan pajanan asbes selama penanggulangan bencana, termasuk identifikasi material yang mengandung asbes, penggunaan alat pelindung diri (APD), serta prosedur pembersihan dan pembuangan limbah asbes yang aman. Relawan bencana diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pencegahan pajanan asbes.
Dalam kaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka menjamin keselamatan dan kesehatan relawan selama bertugas adalah prioritas utama. Pelatihan pencegahan pajanan asbes akan membekali relawan dengan prosedur keselamatan hingga penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat. Relawan yang terlatih dalam pencegahan pajanan asbes dapat bekerja lebih efektif dan efisien dan mengurangi risiko kesehatan yang mungkin timbul. Selain itu, Dengan pelatihan ini, kita dapat melindungi kesehatan para relawan dan masyarakat dalam jangka panjang, mengurangi potensi beban kesehatan masyarakat di masa depan dari pajanan asbes.
2. Tujuan
Tujuan pelatihan pencegahan pajanan asbes bagi relawan bencana adalah untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang tepat mengenai bahaya asbes, serta bagaimana cara menangani dan mengelola pajanan asbes dengan aman selama kegiatan penanggulangan bencana.
3. Penyelengara dan Fasilitator
Pelatihan ini diselenggarakan oleh Wahana Visi Indonesia dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta dengan fasilitator dari Local Initiative for Occupational Safety and Health Network (LION) Indonesia.
4. Peserta
Peserta Pelatihan adalah perwakilan dari 26 peserta dari berbagai Lembaga dan individu yang tergabung dalam Forum Relawan Pengurangan Bencana (FRPB) DKI Jakarta.
5. Waktu Pelaksanaan
Hari ,Tanggal : Rabu-Kamis, 22-23 Januari 2025
Waktu : 08.00 – 15.30 WIB
Tempat : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, Jl. Kyai Haji Zainul Arifin No.71, RT.10/RW.10, Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10130
6. Pelaksanaan Pelatihan
Pelatihan Pencegahan Pajanan Asbes Bagi Relawan Bencana diawali dengan peserta mengerjakan pre-test yang bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan relawan bencana tentang pencegahan pajanan asbes sebelum diberikan pelatihan. Sebelum memasuki sesi pemberian materi inti, diberikan materi dinamika kelompok dan membangun komitmen belajar yang bertujuan untuk mencairkan suasana agar terjalin hubungan yang harmonis antar peserta pelatihan dan juga dengan seluruh fasilitator. Materi inti terdiri dari 5 topik yang diberikan dengan berbagai metode yang menarik yang disesuaikan dengan usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman para peserta.
a. Sesi Materi 1 – Pengantar Pajanan Asbes
Metode : Permainan kartu milestone sejarah dan peraturan terkait Sejarah penggunaan asbes dan dasar hukum penanggulangan bahaya asbes di dunia dan di Indonesia. Tiap peserta akan mendapat satu kartu yang berisi infoemasi terkait tema materi. Fasilitator akan menyebutkan waktu atau periode tertentu dan peserta yang memiliki kartu yang sesuai dengan periode waktu tersebut akan membacakan isi kartu.
Setelah mengikuti materi modul ini, peserta mampu untuk :
- Peserta mampu menjelaskan secara singkat sejarah penggunaan asbes
- Peserta mampu menganalisis kondisi ideal sesuai dengan hukum dan perundangan yang berhubungan dengan asbes
b. Sesi Materi 2 – Karakteristik Pajanan Asbes
Metode : Karakteristik pajanan asbes disampaikan dengan metode presentasi dan diskusi dengan bantuan power point.
Setelah mengikuti materi modul ini, peserta mampu untuk :
- Menyebutkan minimal 2 materi mengandung asbes di Indonesia
- Menyebutkan minimal 2 kondisi yang dapat meningkatkan risiko pajanan asbes
- Menyebutkan minimal 3 provinsi dengan risiko pajanan asbes tinggi
c. Sesi Materi 3 – Risiko Kesehatan Pajanan Asbes
Metode : Penayangan video digunakan untuk mengenalkan gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh pajanan asbes. Beberapa video yang menggambarkan bagaimana cara asbes masuk ke dalam saluran nafas sampai pada bagaimana asbes dapat memicu kanker ditayangkan sehingga peserta dapat berdiskusi dan memahami bahaya asbes
Setelah mengikuti materi modul ini, peserta mampu untuk menjelaskan faktor risiko kesehatan akibat pajanan asbes
- Menjelaskan rute pajanan asbes dalam tubuh
- Menjelaskan Penyakit yang disebabkan oleh asbes
- Menjelaskan faktor yang memperberat dampak pajanan asbes
d. Sesi Materi 4 – Pemeriksaan Kesehatan, laporan, dan Pencatatan
Metode : Studi kasus dan diskusi kasus yang disajikan adalah kasus kanker yang terjadi pada relawan yang melakukan pertolongan pada saat peristiwa 11 September di Amerika Serikat. Diharapkan relawan waspada akan kemungkinan dampak Kesehatan saat bekerja di area bencana.
Setelah mengikuti materi modul ini, Peserta mampu untuk :
- Merencanakan pemeriksaan kesehatan untuk menjaga kesehatannya
- Melakukan pencatatan pajanan asbes yang pernah di terima
- Melakukan pelaporan pajanan asbes
e. Sesi Materi 5 – Protokol Pencegahan Pajanan Asbes
Metode: presentasi, video, jigsaw dan simulasi digunakan untuk memastikan bahwa peserta mengerti dan mampu melakukan seluruh protokol untuk pencegah pajanan asbes dalam kebencanaan. Setiap peserta diharapkan mampu menguasai bagaimana melakukan pekerjaan saat bencana dengan juga tetap melindungi dirinya dari pajanan asbes. Pada sesi ini peserta juga diberikan seperangkat alat pelindung diri (APD) dan diajarkan bagaimana menggunakan APD, serta melakukan dekontaminasi agar tidak membawa serat asbes saat relawan pulang kembali ke rumah
Setelah mengikuti materi modul ini, Peserta mampu untuk :
- Melaksanakan protokol bekerja dengan asbes pada area risiko pajanan asbes sedang, tinggi dan sangat tinggi dengan benar sesuai modul pelatihan
- Melaksanakan protokol bekerja dengan asbes pada area risiko pajanan asbes rendah, dan sangat rendah dengan benar sesuai modul pelatihan
f. Tahapan Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada akhir sesi pelatihan di hari kedua.
Evaluasi berupa post test dan penyampaian pesan kesan oleh peserta kegiatan. Post test
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta setelah dilakukan kegiatan
pelatihan. Penyampaian kesan dan pesan dilakukan sebagai media untuk melakukan
evaluasi terhadap fasilitator dan penyelenggaraan pelatihan.
[1] (IPCS, 1998; WTO, 2001; IARC, 2012; WHO, 2014; Collegium Ramazzini, 2015)