IWMD: Mengenang yang Tumbang, Berjuang untuk yang Hidup
Tiga tragedi terjadi berturut-turut di kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park tahun lalu. Ledakan smelter dan semburan api pada pabrik pengolah nikel itu telah menghilangkan nyawa para buruh.
Masih segar dalam ingatan, ketika lebih dari 100 orang buruh terperangkap saat ledakan di dalam pabrik petasan di Kosambi, Tangerang pada 2017. Sebanyak 47 orang perempuan dan anak-anak yang bekerja kehilangan nyawa akibatnya.
Setiap hari selama belasan tahun, buruh perempuan di pabrik elektronik menghirup asap solder dan berbagai bahan kimia yang beresiko memicu kanker.
Di pabrik tekstil, lusinan bahan kimia yang digunakan dalam produksi tersisa di kulit, darah dan paru-paru buruh. Sementara di perkebunan sawit, buruh yang menyemprot pestisida dan mengaplikasikan pupuk mengalami iritasi kulit, gangguan menstruasi hingga gangguan pernapasan.
Di perkantoran dan di rumah, para pekerja perkotaan tidak sedikit mengalami gangguan tulang belakang hingga depresi.
Kesehatan dan keselamatan kerja seolah tidak ada harganya di hadapan para pengusaha rakus. Para buruh betul-betul dikuras habis tenaganya hingga tubuhnya tidak lagi berdaya bahkan tidak bernyawa. Tak sedikit yang kawan-kawan kita pun yang setelah menjadi disabilitas karena kecelakaan kerja, justru malah dipecat.
Upah yang rendah memaksa buruh untuk bekerja belasan jam hampir selama satu minggu penuh sepanjang tahun. Tidak hanya mengorbankan waktu istirahat, buruh juga dipaksa untuk mengurangi jumlah dan kualitas nutrisi makanan yang dikonsumsinya.
Sementara itu, para pejabat negara tidak becus mengurus kebutuhan para warga yang mereka wakili. Layanan kesehatan yang menjadi hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh swasta. Dari 2.522 rumah sakit di seluruh Indonesia, dua pertiganya (1.496) dimiliki oleh swasta. Jumlah rumah sakit tersebut tidak sebanding dengan populasi (273 juta), di mana 1 rumah sakit harus melayani lebih dari 108.000 orang. Artinya, Indonesia hanya memiliki 1 tempat tidur di rumah sakit untuk per 1.000 penduduknya.
Tak sulit menduga, apabila kondisi kerja dan fasilitas kesehatan publik yang buruk. Turut menyebabkan buruh menjadi korban kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang hampir terjadi saban waktu.
Sialnya, kondisi nahas ini jarang terungkap ke perrmukaan, apalagi terdokumentasi oleh negara. Sungguh tidak masuk akal jika Kementerian Tenaga Kerja hanya mencatat 91 kasus penyakit kerja dan 159.127 kecelakaan kerja pada tahun 2023, sementara terdapat 147 juta penduduk yang bekerja.
Kondisi yang mematikan ini tidak bisa dibiarkan!
Hari Minggu, 28 April 2024, Hari Perkabungan Buruh Internasional atau International Workers Memorial Day (IWMD). Kita memperingati dan mengenang kawan-kawan kita, para buruh yang menjadi korban kecelakaan kerja maupun para aktivis buruh yang dibunuh karena pekerjaannya.
Tak lupa, kita juga mendedikasikan hari ini untuk saudara-saudara kita yang sakit dan cedera karena pekerjaannya, termasuk kawan kawan kita yang mendapatkan kekerasan dan pelecehan seksual di tempat kerjanya. Kita para buruh seolah hanya menjadi tumbal Pembangunan ekonomi dan keserakahan, serta menggelorakan perjuangan demi kondisi hidup yang lebih baik.
Selain itu, pada peringatan IWMD, kita harus terus menggaungkan persoalan tempat kerja yang berbahaya dan perbaikan kondisi tempat kerja yang layak dan manusiawi. Dan Bersama sama memperkuat perkawanan, memperhebat lagi perlawanan untuk merebut dan mempertahankan hak kita untuk tempat kerja yang berkeadilan untuk kemanusiaan.
Kita wajib menuntut pertanggung-jawaban pengusaha dan negera untuk memperbaiki kondisi kerja, menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat.
Serta mendesak negara untuk mengembalikan layanan kesehatan untuk publik, bukan sebagai sarana mengeruk keuntungan lewat privatisasi dan skema asuransi.
Mari kita rangkul saudara-saudara kita, para rekan-rekan buruh dan rakyat pekerja untuk membangun kekuatan pada 28 April ini seraya menyerukan bahwa:
“Kami menjual tenaga bukan nyawa. Tempat kerja bukan kuburan bagi kami!”
Bandung, 28 April 2024
Komite Aksi IWMD Bandung Raya