Solidaritas Tanpa Batas : Penghapusan Penyakit Akibat Asbes
Pada tahun 1975, Tom Benson, yang pernah bekerja di Port Adelaide dan kemudian didiagnosis menderita asbestosis, mengajukan tuntutan hukum umum pertama terhadap James Hardie. setelah gugatan Tom Benson ini, gelombang gugatan lainnya terus berdatangan menuntut tanggung jawab James Hardie atas dampak produksi asbes terhadap kesehatan dan bahkan kematian banyak pekerja di Australia.
Namun sebagaimana fleksibilitasnya modal dalam sistem kapitalisme, alih-alih berhenti memproduksi asbes dan produknya, pada tanggal 8 Oktober 1976 James Hardie Asbestos Ltd. malah membangun pabrik bahan bangunan asbes dan pipa semen baru di Tangerang, Jawa Barat. Peresmian proyek penanaman modal asing yang dikerjakan oleh perusahaan asal Australia ini bahkan dihadiri Presiden Soeharto bersama PM Fraser.
James Hardie pernah menjadi salah satu perusahaan terbesar di Australia. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang dan kotor dalam penambangan asbes, produksi lembaran dan pipa fiber, insulasi, dan kampas rem. James Hardie tidak hanya menjadi contoh paling terkenal dari perjuangan kompensasi melawan perusahaan besar karena pekerjanya terpapar asbes.
“Gerakan mulia pelarangan asbes ini ternyata tidak hanya bisa dilakukan secara nasional tapi juga harus secara regional dan global, itulah arti dari Asbestos Not Here – Not Anywhere. Kita dapat melihat begitu mudah industri kotor ini pindah dari satu negara ke negara lainnya yang memiliki hukum dan perlindungan yang lebih longgar” ujar Darisman pada pertemuan dengan perwakilan dari 12 Serikat buruh, pemerintah dan Non-Government Organization (NGO) dari Australia, Indonesia, Kamboja, Vietnam dan Laos.
Pertemuan yang diselenggarakan oleh Union Aid Abroad – APHEDA dan Maurice and Blackburn Lawyers pada 3 maret 2024 di Melbourne ini juga di hadiri Hon Tanya Pilbeserk MP, Menteri Lingkungan dan Air Australia yang memberikan dukungan untuk kampanye Asbestos Not Here – Not Anywhere.
Dukungan lainnya juga diberikan oleh Maurice and Blackburn Lawyers sebagai firma hukum penggugat terkemuka di Australia yang mempekerjakan lebih dari 1.000 orang. Maurice and Blackburn Lawyers secara khusus berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada LION Indonesia untuk membantu melakukan gugatan terkait penyakit akibat kerja yang berhubungan dengan asbes dan juga hak atas informasi masyarakat atas perlindungan dari risiko produk mengandung asbes di Indonesia.
Pertemuan ini sebagai bagian dari komitmen dan dukungan bersama untuk terlibat dalam kampanye global pelarangan asbes. Untuk Australia sendiri yang telah lebih dari 20 tahun melarang segala jenis asbes, namun sisa-sisa industri asbes masih mempromosikan produk mematikan ini ke Asia sebagai produk yang aman. Australia dengan pengalaman panjangnya menyadari dampak mematikan dari asbes dan bom waktu penyakit akibat asbes dalam beberapa dekade mendatang yang akan terjadi di Asia terhadap para pekerja, masyarakat dan lingkungan. Itu sebabnya kampanye kami bersifat global, kampanye Asbestos Not Here – Not Anywhere adalah perjuangan untuk menyelamatkan nyawa para pekerja dan masyarakat di seluruh dunia.
Setelah kegiatan konferensi Asbestos 2024 Conference yang berlangsung dari 3 – 6 Maret 2024, pada 7 Maret 2024, delegasi dari Indonesia, Vietnam, Laos dan Kamboja melakukan kunjungan ke kantor The Victorian Asbestos Eradication Agency (VAEA). VAEA merupakan badan negara independen yang melapor kepada Menteri Keselamatan Tempat Kerja yang didirikan pada tahun 2016 berdasarkan Perintah Dewan. VAEA bertugas untuk memprioritaskan dan merencanakan penghapusan asbes dari gedung-gedung milik pemerintah, mengembangkan jadwal berbasis risiko untuk prioritas pembuangan asbes dari gedung-gedung milik pemerintah dan melaporkan kemajuan yang sedang berlangsung dalam penghapusan asbes dari gedung-gedung milik pemerintah. Dengan berupaya memberantas asbes dari gedung-gedung Pemerintahan Victoria, VAEA akan membantu mencegah paparan asbes, mengurangi risiko penyakit terkait asbes, dan menjadikan tempat kerja dan komunitas di Victoria lebih aman.
Asbes dilarang karena menyebabkan penyakit yang fatal dan melemahkan. Peran VAEA menjadi sangat penting karena satu-satunya cara untuk mencegah penyakit terkait asbes adalah dengan menghilangkan risiko paparan dengan menghilangkan bahan yang mengandung asbes.
Australia merupakan salah satu konsumen asbes tertinggi di dunia. Produk-produk yang mengandung asbes masih terdapat pada sepertiga rumah di Australia yang dibangun atau direnovasi sebelum tahun 1987, termasuk bahan fiber, batu bata, papan cuaca, rumah berdinding papan, dan apartemen. Hal ini juga dapat ditemukan di banyak bangunan komersial dan non-perumahan termasuk bangunan, pagar dan gudang pertanian. Mengingat hal ini, lembaga tersebut mengatakan akan memakan waktu bertahun-tahun, atau mungkin pernah, sebelum semua ACM yang tersisa benar-benar dihilangkan dari properti.
Setelah mengunjungi VAEA, para delegasi juga berkesempatan untuk mengunjungi pusat Pendidikan & Pelatihan Serikat Pekerja Konstruksi, Kehutanan dan Maritim (CFMEU) yang terletak di Port Melbourne, Victoria. CFMEU adalah serikat pekerja yang terkait dengan industri bangunan, konstruksi, perkapalan, penyelaman, perkayuan, tekstil, pakaian dan alas kaki. Di kantor Pendidikan & Pelatihan CFMEU ini, para Delegasi berkesempatan untuk menyaksikan simulasi sederhana cara menghilangkan bahan asbes secara efektif dan aman.
Jika tidak diganggu, dirawat dengan baik, dan dalam kondisi stabil dan tersegel, kemungkinan besar asbes tidak menimbulkan risiko kesehatan. Namun risiko terhirupnya serat dapat terjadi selama pemeliharaan, pelepasan, perbaikan atau pembongkaran produk mengandung asbes ketika rusak, pecah, dipotong, dibor, digergaji, diampelas, tergores, terkena air atau jika terganggu saat menggunakan perkakas – khususnya perkakas listrik, yang melepaskan konsentrasi tinggi dari serat asbes ke udara.
Pusat Pendidikan & Pelatihan CFMEU telah berhasil melatih pekerja konstruksi sejak tahun 1993. Sebagai Organisasi Pelatihan Terdaftar di Australian Skills Quality Authority (ASQA), Pusat Pendidikan & Pelatihan CFMEU dapat memberi para pesertanya kualifikasi yang diakui di seluruh Australia. Para Delegasi dengan sangat antusias memperhatikan praktek penghilangan asbes dalam ruangan simulasi dengan berbagai peralatan yang mutakhir. Pelatih menjelaskan dengan seksama dimulai dari proses menyiapkan area kerja, alat pelindung diri, proses pemindahan asbes hingga proses akhir pembuangan limbah asbes.
Agenda terakhir para delegasi adalah bertemu dengan pengurus serikat buruh CFMEU Victoria. Pada kesempatan ini, kami berdiskusi tentang bagaimana perjuangan serikat buruh dalam melindungi para pekerja dari bahaya asbes dan hak atas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Isu keselamatan dan kesehatan kerja menjadi salah satu isu utama bagi serikat buruh CFMEU.
Perjuangan melawan asbes dan keadilan bagi para korban asbes merupakan salah satu emosi dan komitmen yang mendalam bagi gerakan serikat pekerja, khususnya di Asutralia. Ini adalah hak kita sebagai pekerja untuk mendapatkan keselamatan di tempat kerja, dan menikmati kehidupan yang panjang, layak, dan sehat.
Meskipun asbes telah dilarang di Asutralia, namun para pekerja masih menghadapi resiko paparan asbes di tempat kerja seperti dalam proses pembangunan, pembongkaran atau renovasi rumah. Serikat buruh memiliki peranan penting untuk melindungi hak atas pendidikan, pengawasan hingga advokasi bagi para pekerja yang terpapar oleh asbes. Sebagai bentuk solidaritas, CFMEU akan mendukung perjuangan pekerja dan serikat buruh dimanapun atas hak keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya pelarangan asbes dimanapun.