Laporan Kegiatan – Latihan Pengenalan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) – PC SPSI PPMI Cabang Bekasi bekerja sama dengan Local Initiative for OSH Network – Indonesia
Laporan Kegiatan – Latihan Pengenalan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Occupational Safety and Health (OSH)
PC SPSI PPMI Cabang Bekasi
bekerja sama dengan
Local Initiative for OSH Network – Indonesia
Latar Belakang
Kondisi Keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia, masih sangat memperihatinkan. Meskipun Pemerintah sudah gembar-gembor menunjukan perhatiannya terhadap situasi ini, namun dalam praktek nya harus di akui, bahwa kondisi kerja yang sehat dan selamat, belum menjadi perhatian utama bagi berbagai pihak.
Program-program pemerintah dalam mencanangkan Indonesia sebagai negara Industri berbasis K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sampai hari ini masih belum menyentuh permasalahan-permasalahan perburuhan yang lebih mendasar. Program di Bulan K3 Nasional pun hanya terkesan berbentuk spanduk dan publikasi himbauan untuk memperhatikan keselamatan kerja bagi seluruh pelaku hubungan Industrial. Pelatihan K3 hanya
Sementara usaha yang paling mendasar, seperti membangun kesadaran dari para buruh, betapa pentingnya keselamatan dan kesehatan mereka dalam bekerja, masih jarang sekali di lakukan. LION dalam konteks sebagai lembaga jaringan K3 di Indonesia, sudah berulang kali memfasilitasi pertemuan yang membahas permasalahan keselamatan kerja antara serikat-serikat pekerja dan NGO, baik lokal maupun Internasional. Sampai dengan saat ini, jaringan lembaga yang peduli terhadap permasalahan K3 di Indonesia, sudah semakin banyak secara jumlah, hanya saja masih terasa minim secara progress pergerakan nya.
Kondisi tempat kerja yang aman dan sehat adalah kewajiban dari pemilik pengusaha untuk menyediakannya. Dan disisi lain pengawasan dan aturan hukum yang memastikan hak para pekerja terpenuhi, pada prakteknya belum bisa menciptakan kondisi tempat bekerja yang sehat dan aman. K3 adalah hak asasi dari setiap pekerja, setiap pekerja berhak untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik bagi kehidupan mereka, Merupakan hak pekerja untuk meminta kondisi kerja yang lebih baik sebagaimana kehidupan, anggota tubuh, dan kesehatan mereka dipertaruhkan dan serikat pekerja adalah lembaga yang paling baik untuk mewujudkan hak atas kondisi kerja yang sehat dan aman. Serikat pekerja harus memainkan perannya untuk meminta kepada pihak pengusaha mengenai kondisi kerja yang sehat sehingga pekerja datang ke tempat kerja dalam keadaan sehat dan pulangpun dalam keadaan yang sehat.
Dari latar belakang ini, LION bersama Serikat Pekerja SPSI PPMI cabang Bekasi menyelenggarakan kegiatan pelatihan dasar K3 kepada para anggota serikat pekerja nya, SPSI PPMI merupakan salah satu serikat yang paling aktif di Bekasi dalam menyikapi permasalahan-permasalahan perburuhan di Indonesia. Terlebih lagi dengan keberadaan serikat ini di pusat daerah industri dan pusat pergerakan buruh di Indonesia. maka besar harapan dari kegiatan pelatihan ini, agar kolaborasi aktivitas dalam permasalahan K3, yang dimulai dengan training dasar di basis ini dapat mendorong isu K3 sebagai salah satu isu utama perjuangan para pekerja dalam menciptakan lingkungan tempat kerja yang sehat dan aman. Dan juga kegiatan ini bisa menjadi sebuah kegiatan yang berkesinambungan di kemudian harinya. Diharapkan juga aktivitas ini menjadi alat pemersatu perjuangan serikat untuk menuju kondisi kehidupan buruh yang lebih layak di kemudian hari nya, secara umum di Indonesia, dan secara khusus di Serikat PPMI Bekasi.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari diadakannya pelatihan K3 ini adalah sebagai berikut :
- Memberikan informasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang hak-hak pekerja di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
- Mengkampanyekan isu K3 agar menjadi isu progressive di kalangan pekerja dan serikat pekerja
- Menjadikan pekerja untuk lebih siaga dan peduli terhadap ancaman bahaya di tempat kerja
- Menghadirkan cara untuk menemukan solusi bagi para pekerja yang menghadapi permasalahan K3 di tempat mereka bekerja
Manfaat Training K3 kepada Peserta
Harapan manfaat yang akan diperoleh para peserta setelah mengikuti aktivitas pelatihan ini adalah sebagai berikut :
- Para pekerja akan menyadari K3 sebagai hak dasar pekerja yang harus dipenuhi
- Para pekerja akan mampu untuk mengidentifikasi permasalahan K3 di tempat mereka bekerja
- Para pekerja yang telah megikuti pelatihan dapat membagi ilmu tentang K3 dan cara identifikasi nya kepada pekerja lainnya
- Membentuk unit K3 di organisasi Serikat Pekerja
Penyelenggara dan Peserta Pelatihan
Penyelenggara : PC SPSI PPMI Cab. Bekasi bekerja sama dengan LION Indonesia
Pemateri : LION Indonesia
Peserta : Basis (PUK) SPSI PPMI Bekasi, PT. OAJ ( Oriental Asahi Jp. Carton Box) estimasi 20-30 orang
Rangkaian Kegiatan
Kegiatan pelatihan ini akan diadakan selama satu hari, meliputi materi tentang pengenalan Kesehatan Keselamatan Kerja, penjelasan pentingnya K3, K3 sebagai hak dasar pekerja, hukum yang berhubungan dengan K3, penjelasan bahaya di tempat kerja dan cara mengidentifikasi nya, alat pelindung diri, studi kasus, dan perumusan strategi perjuangan K3 ditempat kerja.
Waktu dan Tempat Pelatihan :
Kegiatan ini diadakan pada :
Tanggal : Minggu, 6 Desember 2016
Waktu : 09.00 – selesai
Tempat : Pampalassa Cafe dan Resto
Ruko Kalimalang Indah 3 Blok B No. 1 Jalan Inspeksi Kalimalang (Kobra-Tambun) Bekasi – Indonesia
Telepon (021) 29480731
Notulensi
Sesi pertama | |
Bapak Agus
PUK SPSI PPMI Bekasi, PT. OAJ ( Oriental Asahi Jp. Carton Box) |
Sambutan dan Pembukaan
Acara ini di buka oleh Bapak Agus sebagai salah satu penyelenggara kegiatan pelatihan K3 ini. Dalam sambutannya beliau menjelaskan tentang profil serikat pekerja PUK SPSI PPMI PT. OAJ Carton Box ( Oriental Asahi Jp. Carton Box). Perusahaan tempat mereka bekerja adalah perusahaan industri kemasan karton bergelombang yang berlokasi di Kawasan Industri MM 2100, tepatnya di Jl. Sulawesi II, Blok F-5, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat. Bapak Agus juga memberikan sedikit gambaran mengenai kondisi para pekerja yang menyadari atau tidak mereka sering mengalami masalah yang terkait dengan K3. Beliau berharap dengan adanya kegiatan ini, para peserta pelatihan dapat lebih memahami dan memetakan potensi-potensi bahaya di tempat kerja, dan bisa lebih berperan aktif untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman di tempat kerja sebagai salah satu hak para pekerja. |
M. Darisman
(LION Indonesia) |
Materi Pengenalan K3
Materi pengenalan K3 ini pada dasarnya adalah sebuah gambaran dari mengapa Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu menjadi penting bagi setiap pekerja, berikut adalah beberapa ringkasan dari materi yang disampaikan : · Materi pembelajaran dimulai dengan menyampaikan perkembangan informasi terkini mengenai kondisi K3 (Kecelakaan dan Kesehatan Kerja) di Indonesia selama beberapa tahun terakhir yang bersumber kepada publikasi yang di keluarkan oleh badan organisasi dunia seperti ILO dan WHO, Lembaga pemerintahan Indonesia maupun media massa. Tingkat Kecelakaan Kerja di Indonesia masih sangat tinggi, bukan karena sekedar jumlah tenaga Kerja yang banyak, namun kondisi tempat kerja yang tidak sehat dan Aman. Hal ini terlihat dari jumlah kausus Kecelakaan kerja di Indonesia, dimana dalam satu harinya rata rata terjadi 397 Kasus Kecelakaan Kerja, yang menyebakan 8 Kasus meninggal dunia, 1 kasus cacat Total dan 25 Kasus menyebabkan Kecacatan fisik. Sektor pekerjaan informal menjadi sektor yang paling rentan terkait dengan isu K3, dikarenakan lemahnya pengawasan, tidak adanya jaminan atau kepastian dalam hukum dan jarang akan adanya serikat pekerja. · Materi berlanjut kepada realitas K3 di lapangan, bagaimana faktor mindset (cara berfikir) para pekerja mengenai K3 sebagai salah satu faktor utama untuk memperbaiki kondisi di tempat kerja. Pekerja harus memahami hak-hak pekerja, Undang –undang yang berkaitan dengan K3 dan pengetahuan untuk memetakan potensi-potensi bahaya di lingkungan tempat mereka bekerja. · Materi selanjutnya adalah memberikan contoh tentang kondisi kondisi di tempat kerja yang berpotensi bahaya bagi pekerja, baik yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. · Setelah itu pemateri memberikan penjelasan mengenai mengendalikan bahaya di tempat kerja seperti: – Pengendalian Tekhnik : Mengganti prosedur kerja, mengisolir bahan baku berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaaan,menggunakan cara kerja basah dan ventilisasi pergantian udara. – Penggantian administratif : Mengubah jadwal kerja dan posisi kerja, mengurangi jam kerja, Menyusun peraturan K3, memasang tanda tanda peringatan, membuat data daftar bahan bahan baku yang aman maupun yang berbahaya, dan melakukan pelatihan sistem penanganan darurat. – Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protection Equipment (PPE) · Sebagai bagian akhir dari materi pembelajaran K3 kali ini adalah penjelasan tentang Teknik body mapping (Pemetaan tubuh) dan workplace Mapping (Pemetaan Tempat kerja), Kedua eknik ini di harapkan dapat membantu pekerja untuk bisa untuk memetakan setiap sumber potensi kecelakaan kerja maupun penyebab akibat kerja yang berada dilingkungan tempat kerja. Dan pada akhirnya dapat membantu untuk melakukan perbaikan kualitas tempat kerja yang sehat dan aman. Para peserta pelatihan diharpakan untuk memahami bahwa kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja bukanlah sekedar nasib sial, tapi sesuatu yang terstruktur dan tersistemasi di sebuiah lingkungan kerja yang sengaja di desain, sehingga dapat di hilangkan, di hindari ataupun di kurangi potensi bahayanya. |
Sesi Diskusi | Pada sesi ini beberapa pekerja memberikan berita atau informasi terkini mengenai kondisi dari tiap bagian mereka bekerja.
Setiap departemen di tempat kerja memiliki perbedaan potensi dan tingkat bahaya. Dan seorang peserta pelatihan menyatakan bahwa rata-rata pada setiap terjadinya kecelakaan kerja, pekerja atau korban kecelakaan sering disalahkan, karena lalai dan tidak patuh pada peraturan, tidak ada identifikasi penyebab kecelakaan yang sebenarnya terjadi secara mendalam, seperti jam kerja yang padat dan panjang dikarenakan target kerja sehingga kondisi pekerja menjadi lelah ataupun potensi bahaya lainnya yang tidak dibanyak pekerja sadari. |
Break | |
Aktifitas : Hazard Mapping | Penjelasan tentang Hazard Maping, termasuk identifikasi potensi-potensi sumber bahaya di tempat kerja, penggunaan APD, dan masalah-masalah lainnya yang di rasakan oleh pekerja di tempat kerja. |
DISKUSI | Pada sesi ini setiap peserta dikelompokan berdasarkan bagian tempat kerja mereka. Setiap kelompok saling berdiskusi untuk menggambarkan tempat kerja mereka, seperti mesin alat kerja yang digunakan, Alat Pelindung Diri, serta peta potensi-potensi bahaya di tempat kerja mereka seperti potensi bahaya ergonomik, Stres, Panas, Debu, Bahan Kimia, Listrik, Kebakaran dan lainnya.
Setelah berdiskusi dan memetakan potensi bahaya di tempat kerja, setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasilnya dan meniskusikan bersama kelompok yang lain. Berikut beberapa kelompok yang mempresentasikan mapping hazard di bagian tempat kerjanya: · Kelompok I (Bagian Box Making) · Kelompok II (Bagian Utility) · Kelompok III (Bagian Logistik / Gudang) · Kelompok IV (Bagian Corrugator) · Kelompok V (Bagian Driver Forklift)
Setiap kelompok memiliki pemetaan potensi bahaya yang berbeda beda, hal yang paling para pekerja keluhkan adalah tentang ruangan tempat kerja yang panas dan bising karena berhadapan dengan mesin, serta potensi bahaya ergonomik dimana pekerja harus mengangkut atau mendorong beban barang yang terlalu berat. Hal lainnya adalah bahaya forklift, dimana jalur dan mobilitas forklift di dalam pabrik rentan akan bahaya bagi para pekerja. Kemudian target pekerjaan yang menjadikan jam kerja yang padat menjadi perhatian lainnya yang dijadikan keluhan para pekerja sehingga mereka menjadi lelah dan mengurangi konsentrasi saat bekerja. Dari hasil diskusi ini, para peserta terlihat antusias untuk menceritakan hasil pemetaan mereka, setiap kelompok bagian kerja menjadi saling mengetahui kondisi kerja setiap bagian dalam sebuah rantai produksi di perusahaan. |
Aktifitas : Body Mapping | Pada Sesi ini pembicara memberikan Penjelasan tentang Body Maping, termasuk dengan potensi penyakit yang mungkin di derita oleh pekerja, efektifitas APD, pembahasan kasus penyakit akibat kerja serta strategi perjuangan untuk menciptakan tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman.
Setelah mendapatkan penjelasan, Setiap kelompok yang sudah terbagi sesuai dengan bagian pekerjaan membuat sebuah gambar bagian tubuh dengan keterangan tentang bagian tubuh yang merasa sakit saat mereka bekerja. |
DISKUSI | Pada sesi ini setiap kelompok yang di bagi dari tiap bagian kerja satu persatu mempresentasikan di hadapan kelompok lainnya dan bersama sama mendiskusikannya.
Dari hasil diskusi pada sesi ini, tanpa mengurangi perhatian terhadap potensi bahaya lainnya dari hasil body mapping, namun ada beberapa hal yang menjadi perhatian lebih diantaranya: · Rata-rata pekerja mengalami stres yang dikarenakan jam kerja yang padat. · Kondisi ruangan kerja yang bising akan suara mesin, panas dan berdebu membuat beberapa pekerja mengalami gangguan ISPA. · Hal lainnya yang sering di keluhkan adalah potensi bahaya ergonomik, khsusnya untuk bagian currogator, dimana mereka sering mendorong gulungan kertas yang beratnya bisa mencapai satu ton lebih. Sehingga pekerja pada bagian ini beberapanya mengalami penyakit hernia karena terlalu sering mendorong beban yang terlalu berat. · Pengadaan alat pelindung diri (APD) dirasakan para pekerja kurang efektif dalam bekerja, seperti masker yang yang pada dasrnya baik untuk menghindari bahaya debu, namun saat digunakan bekerja menjadikan pekerja sulit bernafas, ataupun jaket pelindung menjadi pekerja merasa panas dan mudah berkeringat karena ruangan yang tidak panas, pelindung telinga (ear plug) agar terhindar dari potensi bahaya bising namun disisi lain menjadi pekerja sulit untuk berkomunikasi. Dari hasil simulasi hazard dan body mapping yang telah dilakukan para peserta pleatihan diharapkan dapat memahami sumber potensi bahaya di setiap bagian kerja. Mengobservassi setiap potensi bahaya yang bisa ditanggulangi dengan Pengendalian Tekhnik, administraif maupun alat pelindung diri. |
PENUTUP | Pada sesi terkahir ini, Moderator merangkum segala pesan dalam aktifitas dari hasil pemberian materi, aktivitas hazard mapping, body mapping dan diskusi yang dilakukan bersama-sama dari setiap kelompok dari masing masing bagian kerja.
Pada kesempatan ini juga ketua serikat beserta menyampaikan harapannya kepada para peserta pelatihan agar dapat mengaplikasikan hasil pelatihan hari ini di lapangan dengan mengikut-sertakan para pekerja lainnya sehingga penelitian mendapatkan hasil yang lebih valid dan mewakili sudut pandang setiap pekerja di masing masing bagian kerja. Pengetahuan yang didapatkan pada pelatihan ini menjadi daya tawar bagi pekerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka untuk bekerja di lingkungan yang aman, sehat dan nyaman. |
Galeri