Siaran Pers, Indonesia Ban Asbestos Network. Rabu, 26 Juli 2017
Istri Meninggal Akibat Asbes, Proffesor Kesehatan Kanada ini Sambangi Jakarta Minta Asbes Dilarang
Proffesor Yv Bonnier Viger mungkin tidak pernah mengira bahwa kehidupan professional dan personalnya akan menyatu. Pakar kesehatan dari universitas Laval, Kanada ini menemukan istrinya terjangkit pleural mesothelioma (kangker paru) pada 1999 dan meninggal tiga tahun kemudian. Istrinya meninggal akibat terpapar asbes. Sejak itu, ia terlibat gerakan melarang asbestos di negara yang sempat menjadi salah satu produsen asbes terbesar di dunia saat itu.
Pada Rabu, 26 Juli 2017, Yv Bonnier Viger mengunjungi Indonesia untuk menyerukan agar bergabung dengan 55 negara lain di dunia yang sudah melarang total asbes. Kunjungannya ke Indonesia merupakan bagian dari tur Asia untuk melarang penggunaan asbes. Di Indonesia, asbes masih banyak diproduksi dan digunakan untuk bahan bangunan, dasar kampas rem, gasket, pelapisan pipa, dan benang yang banyak digunakan sebagai dasar pembuatan baju pemadam kebakaran.
Bagaimana Kanada Melarang Asbes
Pada 2010, Prof. Yv Bonnier Viger mengisahkan kelompok penolak asbes memproduksi video Canada’s Ugly Secret. Video ini menceritakan ekspor bahan berbahaya ini dari Kanada ke India. Video itu membangkitkan kesadaran kelompok medis, serikat buruh, dan masyarakat untuk menghentikan produksi asbes. “Kemudian ada perwakilan dari negara-negara yang menggunakan asbes datang ke Kanada pada tahun 2010, untuk memberikan kesaksian. Hal ini menjadi penguat gerakan penolakan asbes di Kanada,” kenangnya.
Selanjutnya, kesadaran masyarakat mendesak partai politik untuk melarang asbes. “Partai politik di Kanada mulai peduli dan mendukung dihapuskannya penggunaan asbes. Pada bulan Desember tahun 2016, pemerintahan Kanada melarang import dan menggunakan asbes di Kanada,” katanya.
Yv Bonnier Viger berbicara soal pentingnya melarang asbes di LBH Jakarta bersama dengan Darisman, perwakilan Lion Indonesia – Indonesia Ban Asbestos Networking dan Bernawan Sinaga, Direktur Pengawasan Norma Kerja dan Jamsosnaker dalam “Diskusi Panel K-3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), Penyakit Akibat Kerja (PAK) : (Studi kasus : PAK Yang Disebabkan Bahan Baku Berbahaya Asbestos).” Kunjungannya ke Indonesia merupakan bagian dari tur lima negara untuk menghapus asbes. Di antaranya adalah Myanmar, Kamboja, dan Thailand.
Asbes Riskan Sebabkan Penyakit Akibat Kerja di Indonesia
Darisman mengatakan, Indonesia sebaiknya segera melarang asbestos. “Di banyak negara ASEAN, seperti Singapura dan Brunei, sudah dilarang,” ujarnya. Perwakilan dari Local Initiative for Osh Network (Jaringan K3 Indonesia) itu menyebutkan ada banyak bahan alternatif selain asbes. Ia menekankan banyak buruh menderita Penyait Akibat Kerja (PAK) sebagai dampak masifnya penggunaan asbes.
Asbes dapat menyebabkan mesothelioma yang hingga kini belum ditemukan obatnya. Namun, dampak dari asbes baru muncul bertahun-tahun setelah pekerja terpapar. Dengan sistem kontrak yang semakin merajalela, Penyakit Akibat Kerja (PAK) ini semakin susah terdeteksi dan ditangani, atau bahkan sekedar didata. “Yang paling rentan terkena penyakit karena asbes adalah pekerja tambang asbes, pekerja manufaktur, pekerja konstruksi, dan masyarakat umum,” paparnya. Ia memaparkan meski Indonesia tidak memiliki tambang asbes, masyarakat tetap rentan karena Indonesia banyak mengimpor asbes dari luar negeri seperti Kanada dan Brazil.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di LBH Jakarta ini, persfektif perburuhan, medis dan hukum menjadi sangat penting untuk menangani persoalan penyakit akibat kerja, seperti asbestos, tersebut. “Karena ketika buruh mengalami dampak dari asbes siapa yang akan bertanggung jawab, karena tidak ada mekanisme yang jelas,” ungkap Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Kerakyatan Indonesia, Subono. SERBUK merupakan salah satu penyelenggara diskusi tersebut.
Subono menekankan buruh yang bekerja memproduksi asbes berada dalam daftar paling beresiko terkena kangker paru. “Buruh yang memproduksi asbes langsung bersentuhan dengan bahan berbahaya tersebut sehigga akan lebih mudah menghirup debu asbes,” ujarnya.
Diskusi ini diharapkan dapat membongkar permasalahan dan memberikan solusi terkait Penyakit Akibat Kerja(PAK), kompensasi bagi buruh yang terpapar asbes, dan mengetahui sebenarnya ada dimana posisi pemerintah dalam menanggapi pemasalahan menganai bahaya asbes ini.
Harapannya, seluruh stake holder bisa mendapatkan pembelajaran dari kisah Prof. Yv Bonnier yang sukses membuat Kanada melakukan Banned Asbestos, serta adanya sebuah rumusan bersama untuk menghentikan peredaran dan penggunaan asbes kelak dikemudian hari. Mari ciptakan generasi yang hidup tanpa asbes!
Jakarta, 26 Juli 2017
Lt. 1 Gedung LBH Jakarta
Jl. Dipenogoro No.74 Menteng Jakarta Pusat.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antara :